Rabu, 26 Oktober 2011

Perawatan Colostomy dan Kumbah Lambung


PEMBAHASAN

A.    Perawatan colostomy
1.      Pengertian
Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses ( M. Bouwhuizen, 1991).

Pembuatan lubang sementara atau permanene dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses ( Randy, 1987).

Lubang yang dibuat melalui dindidng abdomen ke dalam colon iliaka untuk mengeluarkan feses ( Evelyn, 1991 n Pearce, 1993).

2.      Jenis- jenis colostomy
Colostomy dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung kebutuhan pasien. Colostomy dapat dibuat permanen maupun sementara.
a.       Colostomy permanene
Pembuatan colostomy permanene biasanya dilakukan apabila keadaan pasien sudah tidak dapat memungkinkan untuk defekasi normal karena adaanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memeungkinkan feses keluar melalui anus. Colostomy permanene biasanya seperti colostomy single barrel ( dengan satu ujung lubang).
b.      Colostomy temporer/sementara
Pembuatan colostomy biasanya dengan tujuuan untuk dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Colostomy temporer ini memepunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut colostomy dauble barrel.

Lubang colostomy yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut” stoma”. Pada minggu pertama post kolostomi masiih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.

Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.

Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen. Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:
·         Teknik penggantian dan pemasangan kolostomi yang baik dan benar
·         Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
·         Waktu penggantian kolostomi
·         Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
·         Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
·         Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
·         Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
·         Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
·         Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat dirumah)
·         Berobat/ control ke dokter secara teratur
·         Makanan yang tinggi serat

3.      Komplikasi colostomy
a.       Obstruksi/penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.
b.      Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
c.       Retraksi stoma/mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
d.      Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.
e.       Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma.
f.       Perdarahan pada stoma



4.      Perawatan colostomy
a.       Pengertian
Perawatan colostomy adalah suatu tindakan untuk merawat pasien dengan anus buatan setelah tindakan colostomy.
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma, dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
b.      Tujuan
·         Menjaga kebersihan
·         Mencegah iritasi jaringan  sekitar luka post colostomy
·         Memberi rasa nyaman
·         Mencegah infeksi nosokomial
·         Mengovserpasi output
c.       Persiapan pasien
·         Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
·         Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
·         Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien.
d.      Persiapan alat
·         Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, kain persegi empat
·         Kapas sublimat/kapas basah, NaCl
·         Kassa steril dan kapas lidi
·         Kapas kering atau tissue
·         1 pasang sarung tangan bersih
·         Baju ruangan atau celemek
·         Kantong untuk balutan kotor
·         Bethadine ( bila perlu) bila mengalami iritasi
·         Zink oil salep
·         Perlak dan alasnya
·         Plester dan gunting
·         Bila perlu obat desinfektan
·         Bengkok
·         Set ganti balutan
e.       Persiapan klien
·         Memberitahu klien
·         Menyiapkan lingkungan klien: mejaga privasi klien
·         Mengkur tanda-tanda vital
·         Mengatur posisi tidur klien
f.       Prosedur kerja
·         Buka pakaian bagian atas sebagian
·         Cuci tangan
·         Gunakan sarung tangan
·         Letakan perlak dan alasnya dibagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
·         Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
·         Mengovservasi produk stoma ( warna, konsistensi, dll)
·         Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
·         Melakukan ovservasi terhadap kulit danstoma
·         Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat/kapas hangat ( air hangat)/NaCl
·         Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril
·         Memberikan zink salep ( tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
·         Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
·         Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
·         Memasukan stoma melalui lubang kantong colostomy
·         Merekatkan/memasang  colostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
·         Merapikan klien dan lingkungannya
·         Membersihkan alat-alat dan kotorannya
·         Melepas sarung tangan
·         Mencuci tangan
·         Membuat laporan
B.     Kumbah Lambung
1.      Pengertian
Pengertian Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam memberikan pertolongan kepada pasien dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian mengeluarkannya dengan menggunakan alat yaitu NGT (Naso Gastric Tube) / Stomach Tube yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung.

2.      Tujuan
Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam melakukan tindakan kumbah lambung pada pasien. Kebijakan Tindakan kumbah lambung dilakukan untuk mengeluarkan racun / darah dari lambung.
3.      Kebijakan
a.       Adanya permintaan tertulis dari dokter
b.      Pastikan NGT masuk ke dalam lambung, kemudian difiksasi
c.       Tinggi corong dari  pasien  + 30 cm
d.      Tersedia peralatan seperti:
·         NGT
·         Corong
·         Cairan yang diperlukan sesuai kebutuhan
·         Plester dan gunting
·         Ember penampung cairn
·         Stestokop
·         Spuit 20 cc
·         Tissue/kain kasa
·         Bengkok
·         Sarung tangan
·         Klem
·         gliserin
4.      Prosedur
a.       persiapan alat dan obat:
·         NET/Stomacs Tube berbagai ukuran
·         Corong NET
·         Cairan yang diperlukan( susu, air putih,es)
·         Plester yang digunting
·         Sarung tangan
·         Ember penampung cairan
·         Stetoskop
·         Spuit 10 cc
·         Tissue/kasa
·         Gliserin/jelly
·         Bengkok
·         Klem
·         Obat-obatan yang diperlukan
·         Gelas ukuran
b.      persiapan pasien
·         memberitahukan dan memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan
·         mengatur posisi pasien, telentang dan kepala ekstensi
c.       penatalaksanaan
1.      perawat mencuci tangan
2.      ember diletakan dibawah tempat tidur klien
3.      memakai sarung tangan
4.      mengukur NGT, NGT diklem kemudian oleskan gliserin/pelican pada bagian ujung NGT
5.      Memasukan selang NGT melalui hidung secara perlahan-lahan, jika pasien sadar anjurkan untuk menelan
6.      Jika terjadi clynosis  atau tahanan, NGT segera dicabut
7.      Pastikan NGT  masuk ke dalam lambung dengan cara:
·         Masukan  ujung  NGT  ke dalam air, jika tidak terdapat gelembug maka NGT masuk ke lambung
·         Masukan udara dengan spuit 10 Cc dan didengarkan pada daerah lambung  dengan menggunakan stetoskop. Setelah yakin pang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT.
8.      Pasang corong pada pangkal NGT, kemudian dimasukan + 50 Cc, kemudian dikeluarkan lagi/ditampung pada ember.
9.      Lakukanlah berulang kali sampai cairan yang keluar bersih, jernih dan tidak berbau
10.  Perhatikan jenis cairan, bau cairan yang keluar.
11.  Mengobservasi keadaan umum pasien dan vital sign pada saat dilakukan tindakan
12.  Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada status pasien
13.  Setelah selesai, pasien dirapikan dan peralatan dibersihkan
14.  Perawat mencuci tangan.
.
C.    Pemberian TPN
1.      Pengertian
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusi menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).

Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004).

Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika, 1992).
2.      Pilahan pemberian nutrisi
a.       Diet oral
Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga.
b.      Nutrisi enteral
Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan hormonal dan enzimatik antara traktus gastrointestinal dan liver. Diet enteral mempunyai efek enterotropik indirek dengan menstimulasi hormon usus seperti gastrin, neurotensin, bombesin, enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik pada lambung, duodenum dan colon sehingga dapat mempertahankan integritas usus,mencegah atrofi mukosa usus dan translokasi bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (GALT) yang berperan dalam imunitas mukosa usus (Shike, 1996;Bruera, 2003; Rombeau, 2004; Trujillo, 2005; Boediwarsono, 2006).
c.       Nutrisi parenatal
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah.Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbs(Bozzetti,1989; Baron, 2005; Shike, 1996; Mahon,2004; dan Trujillo, 2005).
Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk penyebab penyakitnya.Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan orang orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi. Pasien-pasien dengan kehilangan zat nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula juga sangat rentan terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih awal dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya normal.Secara umum, pasien-pasien dewasa yang stabil harus mendapatkan dukungan nutrisi 7 sampai dengan 14 hari setelah tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat sedangkan pada pasien-pasien kritis, pemberian dukungan nutrisi harus dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai dengan 10 hari (ASPEN, 2002).Berdasarkan cara pemberian Nutrisi Parenteral dibagi atas (ASPEN, 1995):
1.Nutrisi Parenteral Sentral.
2.Nutrisi Parenteral Perifer.
3. Tujuan pemberian TPN
a. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena,karena tidak memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan.
b. TPN digunakan pada pasien dengan luka bakar yang berat, pancreatitis, inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel disease, ulcerative colitis,acute renal failure, hepatic failure, cardiac disease, pembedahan dan cancer.
c. mencegah lemak  dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan katabolisme energy.
4. Dasar fisiologi
a. Apabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya,kekurangan kalori dan nitrogen dapat terjadi.
b. Apabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung dalam tubuh untuk mengubah protein menjadi karbohidrat.
c. .Kebutuhan kalori Kurang lebih 1500 kalori/hari,diperlukan oleh rata-rata dewasa untuk mencegah protein dalam tubuh untuk digunakan.
d. Kebutuhan kalori menigkat terjadi pada pasien dengan penyakit hipermetabolisme,fever,injury,membutuhkan kalori sampai dengan 10.000 kalori/hari.
e. Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang langsung ke dalam system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai toleransi tubuh.
5. Indikasi Nutrisi Parenatal
a. Sebagai pengganti untuk oral nasogastrik bila ini tidak efektif, tidak memeungkinkan dan berbahaya. TPN digunakan dalam kondisi sebagai berikut: kronik vomiting cancer, radioteraphy stroke dan anoreksia nervosa.
b. Sebagai supplemen untuk pasien yang kehilangan banyak nitrogen ( pasien dengan luka bakar, kanker metastatic, radiasi dan chemoteraphy, mengistirahatkan gastrointestinal, gatstrointestinal fistula, ektensive inflamatori bowel disease, intestinal resection, intestinal obstruction, multiple gesro intestinal surgery gesro, intestinal tauma, intolerance enteral peding yang berat. Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomondasikan pada kondisi-kondisi klinis sebagai berikut : pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan komotrapi, pasien-pasien preopratif yang bukan malnutrisi berat,pankkreatitis akut ringan.kolitis akut,AIDS, penyakit paru yang mengalami eksaserbasi, luka bakar, penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage-illness)
5. Intravenus sitis
a. central parenteral nutrition
a)      Diberikan melalui central venous, bila kosentrasi > 10% glukosa
b)      Subclavian atau vena jugularis dalam waktu singkat sampai <4 minggu
c)      Jika diperlukan <4 minggu, diperlukan permanene kateter seperti implanted vskular access device.
b.periferal pantera nutritio (PPN)
a)      PPNdiberikan melalui peripheral vena
b)      PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5 -7 hari dan ketika pasien perlu konsentrasi dari karbohidrat dan protein.
c)      PPN digunakan untuk mengalirrkan isotonic atau mild hypertonic solution high hypertonict solution dapat menyebapnkan sclerosis, phelebitis dan bengkak.

6. jenis nutrisi parenteral lipids (fat emulsion)
      Lipid diberikan sebagai larutan isitonis yang dapat diberikan melalui vena perifer, lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defesiensi asam lemak, sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang komponen  utamanya adalah linoilic, oleic, linolenic, dan srearich acids.
      Jangan menambah sesuatu kelarutan kedalam larutan emulsi lemak, periksa botol terhadap emulsi yang terpisah menjadi lapisan lapisan atau berbuih jika ditemukan, jangan digunakan dan dikembalikan ke marfasi. Jangan menggunakan IV filter karena partikel diemulsi lemak terlalu besar untuk mampu melewati filter.
Filter 1.2 μm atau lesbih besar digunakan untuk memungkinkan emulsi lemak lewat melalui filter. Gunakan lubang angin karena larutan ini tersedia dalam kemasan botol kaca.Berikan TPN ini pada awalnya 1 ml/menit monitor vital sign setiap 10 menit dan ovservasi efek samping pada 30 menit pertama pemberian. Jika ada reaksi yang tidak diharapkan segera hentikan pemberian dan beritahu dokter. Jika tidak ada reaksi yang tidak diharapkan, lanjutkan kecepatan pemberian sesuai resep.
Monitor serum lipid setiap 4 jam setelah penghentian pemberian. Monitor terhadap tes fungsi hati, untuk mengetahui kegagalan fungsi hati dan ketidakmampuan hati, melakukan metabolism lemak, karbohidrat, vitamin dan elektrolit.
7. Jenis Nutrisi Parenteral
a.       Clinimix N9G15E adalah larutan steril, non pirogenik untuk infus intravena. Dikemas dalam satu kantong dengan dua bagian: satu berisi larutan asam amino dengan elektrolit, bagian yang lain berisi glukosa dengan kalsium.
Tersedia dalam ukuran 1 liter.
b.      Cernevit adalah preparat multivitamin yang larut dalam air maupun lemak (kecuali vitamin K) dikombinasi dengan mixed micelles (glycocholic acid dan lecithin). Mengingat kebutuhan vitamin tubuh yang mungkin berkurang karena berbagai situasi stress (trauma, bedah, luka bakar, infeksi) yang dapat memperlambat proses penyembuhan.  

Komposisi

Setiap vial mengandung:

Retinol Palmitat Amount corresponding to retinol 3.500 IU, Cholecalciferol 220 IU, DL alphatocopherol 10.200 mg ,Amount corresponding to alphatocopherol 11.200 IU,Asam Askorbat 125.000 mg, Cocarboxylase tetrahydrate 5.800 mg ,Amount corresponding to thiamine 3.510 mg ,Riboflavine sodium phosphate dihydrate 5.670 mg ,Amount corresponding to riboflavine 4.140 mg, Pyridoxine Hydrochloride 5.500 mg ,Amount corresponding to Pyridoxine 4.530 mg, Cyanocobalamine 0.006 mg, Asam Folat 0.414 mg ,Dexpanthenol 16.150 mg, Amount corresponding to Pantothenic Acid 17.250 mg ,Biotin 0.069 mg, Nicotinamide 46.000 mg, Glisin 250.000 mg ,Glycoholic Acid 140.000 mg Soya Lecithin 112.500 mg, Sodium hydroxide q.s. pH=5.9.
8. Tindakan Keperawatan
a.       Keluarkan Cairan TPN dari dalam lemari es 30 menit sebelum prosedur.
Rasional :  cairan yang dingin dapat menyebabkan nyeri, hypothermia,spasme vena dan konstriksi.
b.      Bandingkan isi botol dengan resep dokter.
Rasional: ingat 6 benar ( benar pasien, dosis, benar obat,benar rute, benar waktu dan dokumentasi).
c.        Observasi larutan terhadap kejernihan, adanya partikel dan keburaman.
Rasional: larutan yang buram kemungkinan sudah terkontaminasi.
d.      Mulai pemberian TPN dengan pelan-pelan.
Rasional: larutan TPN berisi kadar glukosa yang tinggi.Aliran yang pelan memungkinkan sel beta pancreas untuk beradaptasi dengan meningkatkan sekresi insulinnya.
e.       Ambil urine specimen setiap 6 jam untuk tes glukosa dan acetone.
Rasional: laporkan ke dokter jika glukosa lebih dari 2+
f.        Catat intake dan output.
Rasional: untuk mengetahui keseimbangan cairan.
8. Rencana Tindakan Untuk Mengubah Komplikasi
1)      Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya infeksi:
·         Larutan disiapkan setiap hari dan dalam keadaan segar,simpan dalam lemari es sampai dengan digunakan.
·         Jaga kesterilan selama procedure untuk mencegah sepsis.
·         Monitor vital sign dan tanda –tanda infeksi yaitu menggigil,leukosit meningkat, erytema dan keluar cairan dari tempat insersi,demam.
·         Gunakan teknik aseptic karena larutan TPN mempunyai glukosa konsentrasi tinggi yang merupakan media bacteria untuk tumbuh.
·         Monitor temperature,jika ada fever,curigai adanya sepsis.
·         Kaji tempat insersi vena,terhadap kemerahan,bengkak, lunak,dan drainage.
·         Ganti larutan TPN setiap 12 -24 jam atau sesuai dengan protocol.
·         Lakukan dressing di tempat insersi setiap 48 jam atau sesuai protocol.
·         Cabut IV cateter,dan lakukan pemasangan kembali ditempat lain.
·         Jika tanda infeksi terjadi di tempat insersi,lakukan hal- hal sebagai berikut:
Ø  Ambil ujung IV cateter dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan cultur.
Ø  Siapkan pasien untuk pengambilan cultur darah.


2)      Fever
·         jika pasien terdapat fever setelah pemberian TPN,hentikan pemberian TPN dan ganti dengan 10%dextrose in water sesuai dengan resep dokter.
·         jika fever kemudian turun,dalam 4-6 jam,kemungkinan demam berhubungan dengan larutan yang diberikan.
·         jika fever tetap ada,kemungkinan cateter-related-sepsis.
sampel darah dan urine diperlukan untuk mengetahui penyebab infeksi.

3)      Emboli Udara dan Pneumothorax
Emboli Udara
Tanda-tanda emboli udara: dyspnea, chest pain, takikardi, hipotensi, sianosisi, koma, cardiac arrest,dll.
·         Jika diduga terjadi emboli udara posisikan pasien kearah kiri trendelenberg dan berikan oksigen sesuai dengan perintah dokter.
·         Perintahkan pasien untuk melakukan valsava maneuver ketika penggantian tube dan cap.
·         Ketika penggantian tube dan cap posisikan pasien dengan kepala dibawah (jika tidak kontraindikasi) dengan kepala menoleh kearah yang berlawanan dengan tempat insersi (untuk meningkatkan tekanan vena intra torakal)
Pnuemothorax
·         Monitor tanda-tanda pneumothorax.
·         Setelah pemasangan cateter lakukan x-ray untuk memastikan ketepatan lokasi insersi kateter dan untuk mendekteksi adanya pneumothorak.
·         Pemberian TPN tidak akan dilaksanakan sampai verifikasi ketepatan letak cateter dan tidak adanya pneumothorax.
·         Setelah pasti tidak ada pneumothorax dan posisi tepat,barulah dimulai pemberian TPN.
Tanda-tanda pneumothorax:
Ø  Tidak ada suara nafas ditempat yang terkena.
Ø  Nyeri dada dan atau pundak.
Ø  Pernapasaan yang tiba-tiba pendek.
Ø  Takikardi
Ø  Jika diduga emboli udara lakukan hal-hal berikut:
-          Klem kateter intra vena
-          Posisikan klien telentang miring kekiri, dengan kepala lebih rendah dari pada posisi kaki.
-          Beritahu dokter.

4)      Fluid Overload
Terjadi jika pasien mendapatkan pemberian tetesan terlalu cepat. TPN selalu diberikan melalui infusion pump.
Monitor input dan output serta ukur berat badan pasien tiap hari.
5)      Hiperglikemia
·         Kaji riwayat pasien tentang glukosa intolerance.
·         Kaji terapi riwayat pasien ( corticosteroid kemungkinan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah)
·         Milai pemberian TPN dengan slow rate ( biasanya 40-60 ml/jam)
·         Monitor kadar glukosa tiap 4-6 jam.
·         Berikan insulin secara teratur sesuai resep dokter.
6)      Hipoglikemia
·         Lanjutkan monitor gula darah
·         Penghentian pemberian TPN secara bertahap
·         Ketika pemberian glukosa tinggi dihentikan infuse dextrose 10% diberikan selama 1-2 jam untuk mencegah hipoglikemia.
·         Cek gula darah satu jam setelah penghentian TPN
·         Siapkan pemberian glukosa jika terjadi hipoglikemia
9. Nursing Consideration
·         Selalu cek larutan TPN dengan resep dokter
·         Untuk mencegah infeksi dan solution incompability jangan memberikan terapi obat-obatan IV, melalui jalur TPN.
·         Monitor thromboplastin time dan prothombrin time untuk pasien yang mendapat antikoagulan
·         Monitor elektrolit albumin dan fungsi hati serta ginjal.
·         Pada pasien dengan dehidrasi yang berat, kemungkinan serum albumin akan turun sebagai kompensasi tubuh untuk dehidrasi cairan
·         Larutan TPN harus disimpan dilemari es dan diberikan dalam 24 jam dari waktu awal
·         Persiapkan keluaran 30 menit sampai satu jam sebelumnya.
.
10. Prosedur Pemasangan
Ø  Nursing Action:
-          Keluarkan cairan TPN 30 menit sebelum prosedur dilakukan
-          Sambungkan pump tube filter dan ekstension tube
-          Gunakan teknik aseptic saat insert pump tubing ke PTN container
-          Jelaskan prosedur kepada pasien dan jangan menyentuh tempat insersi kateter
-          Atur posisi pasien dengan kepala lebih rendah
-          Perintahkan pasien untuk memalingkan wajah dari tempat insersi yang dipilih.
Ø  Rasional
-          Pemberian cairan yang dingin dapat menyebabkan nyeri, hipotermia, spasme vena dan kontriksi
-          Mencegah tercabut
-          Mencegah accidental separation dan potensial emboli udara
-          TPN media bagi tumbuh bakteri
-          Mencegah kateter terkontaminasi
-          Posisi ini memeungkinkan dilatasi pembuluh darah leher dan bahu yang membuat pemasangan lebih mudah dan mencegah emboli udara
-          Untuk mencegah kontaminasi di tempat TPN.
Nursing Action
1.. Gunakan masker dan gown
Rasional: Memeungkinkan area TPN tetap steril.
2.      Support posisi pasien dengan ekstensi bahu
Rasional: Dapat menggunakan handuk atau rolled sheet secara vertical sepanjang vertebra spinal
3.      Jika perlu cukur rambut
Rasional: mencegah kontaminasi
4.      Desinfeksi area yang dipilih dengan cara memeutar dari arah dalam keluar selama dua menit.
Rasional: mencegah infeksi
5.      Lakukan injeksi local anastesia (oleh dokter).
Rasional:; membuat pasien nyaman dan mencegah gerakan pasien
6.         Needle ditusukan dibawah klavikula ke vena subklavikulla
Rasional : vena subklavia dipilih karena akan terhubung dengan vena cava superior yang mempunyai bloodflow yang besar yang memeungkinkan dilusi larutan yang cepat.
7.         Perintahkan pasien untuk melakukan valsava maneuver.
Rasional: memberikan tekanan yang positif mencegah emboli udara saat kateter dimasukan .
8.         Masukan kateter dan cabut needle, sambungkan kateter dengan tubing.
Rasional: memeungkinkan kateter yang fleksibel tetap berada ditempatnya.
9.         Kateter dijahit dengan jaringan kulit sekitar.
Rasional: mencegah tercabutnya kateter.
10.     Bersihkan tempat insersi dengan providione iodine, oleskan providione iodine ointment dan tutup dengan kasa steril pada tempat insersi.
Rasional: mencegah tercabutnya kateter dapat membuat efek antimicrobial lebih lama.
11.        Dokumentasikan ukuran kateter, tanggal, waktu pemasangan dan jenis solutionnya
Rasional: memeudahkan dokumentasi dan orientasi waktu pemasangan.
12.        Observasi  tanda-tanda tromboplebitis edema erytema ditempat insesrsi kateter, juga swelling dileher, lengah wajah sepanjang vena.
13.        Ganti dressing tiap 72 jam atau sesuai kebutuhan.
Rasional: untuk mencegah infeksi.
 Kesimpulan
Perawatan colostomy adalah suatu tindakan untuk merawat pasien dengan anus buatan setelah tindakan colostomy yang mana pada dinding abdomen dilubangi untuk membantu pasien dalam eliminasi (bowel).
Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam memberikan pertolongan kepada pasien dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian mengeluarkannya dengan menggunakan alat yaitu NGT (Naso Gastric Tube) / Stomach Tube yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Seperti pada keracunan atau pada pasien yang tidak dapat memenuhi nutrisinya.
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusi menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh.

B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, perawat dapat mengetahui bagaimana melakukan perawatan pada ketiga hal tersebut dan makalah ini dapat bermanfaat dengan baiik.


Daftar Pustaka


(diakses tanggal 22 november 2010).
(diakses  tanggal 22 november 2010).
(diakses pada tanggal 22    november 2010).
Robbynahason. 2009. Protap Kumbah Lambung.  http://robbynahason.blogspot.com/2009/07/protap-kumbah-lambung.
(diakses pada tanggal 22   november 2010).
Sumarji Eko Priyanto Sadan. 2008. Total Parenteral Nutrisi. http://www.keperawatan online.co.cc/2008/12/total-parenteral-nutrition.html (diakses pada tanggal 29 november 2010).