MAKALAH
BILANGAN DESIMAL,BINARY,OCTAL DAN HEXA DESIMAL
BILANGAN DESIMAL,BINARY,OCTAL DAN HEXA DESIMAL
NAMA :
SELVERA MARIA
NIM : Kp. 11.00772
PRODI : S1 KEPERAWATAN
EMAIL : Selvera_maria@yahoo.com
GMAIL : selvera.maria183@gmail.com
NIM : Kp. 11.00772
PRODI : S1 KEPERAWATAN
EMAIL : Selvera_maria@yahoo.com
GMAIL : selvera.maria183@gmail.com
Abstrak : Sistem bilangan atau dalam bahasa
inggris disebut number system adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari
suatu phisik. Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau disebut
juga basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada
4 jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu :
a.
Untuk mengetahui bilangan desimal
b. Untuk mengetahui bilangan binary
b. Untuk mengetahui bilangan binary
c.
Untuk mengetahui bilangan octal
d. Untuk mengetahui bilangan hexadesimal
d. Untuk mengetahui bilangan hexadesimal
Keyword : BILANGAN
DESIMAL,BINARY,OCTAL DAN HEXA DESIMAL
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang BILANGAN BINER, DESIMAL, DAN HEXA DESIMAL, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kesetaraan dan Keadilan Gender” yang sangat sering dibicarakan saat ini. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Teknologi informatika dan Komunikasi yaitu Bapak Hary Suswanto, M.T. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang BILANGAN BINER, DESIMAL, DAN HEXA DESIMAL, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kesetaraan dan Keadilan Gender” yang sangat sering dibicarakan saat ini. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Teknologi informatika dan Komunikasi yaitu Bapak Hary Suswanto, M.T. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Yogyakarta, 29 April 2012
BAB
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia
telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa
sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan
untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek
persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses
pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu.
Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan
pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya TEKNOLOGI atau
pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan pendidikan
diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang
pemimpin.
Berdasarkan kenyataan belakangan ini, bahwa kesadaran tentang peranan teknologi informasi di berbagai tatanan aktifitas manusia di muka bumi sudah semakin meluas keseluruh lapisan masyarakat dan hal itu terjadi secara merata diseluruh belahan benua. Akhir-akhir ini bahkan menunjukan gejala yang semakin agresif. Hingga bisa difahami jika beberapa negara membuat target yang ambisius dalam pemasyarakatan teknologi informasi di masing-masing wilayahnya, demikian juga dalam pemanfaatannya.
Disadari bahwa Indonesia merupakan negara yang tergolong rendah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Dimana dikhawatirkan akan membawa dampak yang
kurang baik saat menyambut era masa depan yang serba digital, karena kesiapan masyarakat secara individu atau institusional yang kurang memadai.
Kenyataan pula bahwa basis pengetahuan & pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia tidak merata di setiap wilayah, apalagi membandingkan Jakarta dan wilayah lain. Padahal jika rencana otonomi daerah segera dilaksanakan, maka kesiapan individu di setiap wilayah, jelas akan memiliki banyak perbedaan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bermaksud mengadakan satu rencana sosialisasi pengetahuan secara luas mengenai satu elemen teknologi informasi yang berkaitan erat dengan aktifitas APJII sehari-hari, yakni INTERNET
Berdasarkan kenyataan belakangan ini, bahwa kesadaran tentang peranan teknologi informasi di berbagai tatanan aktifitas manusia di muka bumi sudah semakin meluas keseluruh lapisan masyarakat dan hal itu terjadi secara merata diseluruh belahan benua. Akhir-akhir ini bahkan menunjukan gejala yang semakin agresif. Hingga bisa difahami jika beberapa negara membuat target yang ambisius dalam pemasyarakatan teknologi informasi di masing-masing wilayahnya, demikian juga dalam pemanfaatannya.
Disadari bahwa Indonesia merupakan negara yang tergolong rendah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Dimana dikhawatirkan akan membawa dampak yang
kurang baik saat menyambut era masa depan yang serba digital, karena kesiapan masyarakat secara individu atau institusional yang kurang memadai.
Kenyataan pula bahwa basis pengetahuan & pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia tidak merata di setiap wilayah, apalagi membandingkan Jakarta dan wilayah lain. Padahal jika rencana otonomi daerah segera dilaksanakan, maka kesiapan individu di setiap wilayah, jelas akan memiliki banyak perbedaan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bermaksud mengadakan satu rencana sosialisasi pengetahuan secara luas mengenai satu elemen teknologi informasi yang berkaitan erat dengan aktifitas APJII sehari-hari, yakni INTERNET
B.
Tujuan
Penulisan Makalah
Sesuai
dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini
diarahkan untuk :
a. Untuk mengetahui bilangan desimal
b. Untuk mengetahui bilangan binary
a. Untuk mengetahui bilangan desimal
b. Untuk mengetahui bilangan binary
c. Untuk mengetahui bilangan
octal
d. Untuk
mengetahui bilangan hexadecimal
BAB
II.
Pembahasan
A.
Pengertian
Sistem Bilangan
Sistem
bilangan atau dalam bahasa inggris disebut number system adalah suatu cara
untuk mewakili besaran dari suatu phisik. Sistem bilangan menggunakan suatu
bilangan dasar atau disebut juga basis (base / radix) yang tertentu. Dalam
hubungannya dengan komputer, ada 4 jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu :
1)
Sistem
Bilangan Desimal (Decimal Number System)
2)
Sistem
Bilangan Binari (Binary Number System)
3)
Sistem
Bilangan Oktal (Octal Number System)
4)
Sistem
Bilangan Hexadesimal (Hexadecimal Number System)
1. Sistem Bilangan Desimal (Decimal
Number System)
Bilangan
decimal adalah bilangan yang menggunakan dasar atau basis 10, dalam arti
memiliki 10 digit yang berbeda yaitu memiliki nilai 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,0.
Dasar
dari notasi bilangan decimal itu sendiri adalah notasi bilangan arab. Setelah
9, sudah tidak ada lagi digit yang tunggal yang dapat dituliskan dalam system
bilangan berbasis 10. Kita dapat menghasilkan lagi bilangan lain dalam system
ini, yang kita sebut sebagai bilangan puluhan atau sering ditulis 10-an, dengan
cara menambah satu digit di sebelah kiri digit tunggal di atas yang dimulai
dari digit 1 yaitu 10,11,12 …19 dan begitu seterusnya.
Sebagai contoh jika dimiliki bilangan 43, maka :
4 adalah sebagai puluhan (4x10), dan
3 sebagai satuan,
Sebagai contoh jika dimiliki bilangan 43, maka :
4 adalah sebagai puluhan (4x10), dan
3 sebagai satuan,
Sejalan
dengan cara diatas, kita kembangkan lagi dengan menambah satu digit sebelah
kiri dari 2 digit sebelumnya, yang kemudian kita sebut sebagai tempat ratusan
(karena terdapat 100(seratus) buah kemungkinan bilangan yang dilambangkan lagi
dari dua digit sebelumnya). Satu kelompok ratusan tersebut kita lambangkan
dengan kelompok 10x10. Senada dengan kalimat diatas pada bilangan decimal digit
yang terletak pada posisi paling kanan disebut sebagai satuan, posisi nomor dua
dari kanan disebut puluhan, nomor posisi tiga dari kanan disebut ratusan,
posisi nomor empat dari kanan disebut ribuan begitu seterusnya.
contoh: mengubah bilangan desimal menjadi
biner desimal = 10. berdasarkan referensi diatas yang mendekati
bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21).
sehingga dapat dijabarkan seperti berikut10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) +
(0 x 20).dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010dapat juga
dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan
biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka
keduaterakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0
akan menjadiangka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian
ketiga): 2 = 0 sisa 1 (0akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena
hasil bagi sudah 0 atau habis,sehingga bilangan biner dari 10 = 1010atau dengan
cara yang singkat 10:2=5(0),5:2=2(1),2:2=1(0),1:2=0(1)sisa hasil bagi dibaca
dari belakang menjadi 1010.
2. Sistem Bilangan Binari (Binary
Number System)
Bilangan Biner atau binary atau binary digit (dapat
disingkat menajdi bit) adalah salah satu jenis dari sistem
bilangan yang ada. Bilangan Biner
terdiri dari angka 0 dan 1.Bilangan Biner umum digunakan pada dunia komputasi.
Komputer menggunakan Bilangan Biner agar bisa saling
berkomunikasi antar komponen (hardware) maupun antar sesama komputer. Karena
komputer hanya menggunakan bahasa mesin, yaitu apabila komputer mendapatkan
sinyal listrik atau tegangan listrik (Volt), berarti bernilai 1. Apabila
komputer tidak mendapatkan sinyal listrik atau tegangan listrik, berarti
bernilai 0.
Sistem
bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan
angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern
ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini
merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner,
kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem
ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan
biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Dalam istilah
komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII,
American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem
peng-kode-an 1 Byte.
3. Sistem Bilangan Oktal (Octal Number
System)
Oktal atau sistem bilangan basis 8 adalah sebuah sistem
bilangan berbasis delapan.
Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem
Bilangan Oktal berasal dari Sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari
ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).
Biner
|
Oktal
|
000
000
|
00
|
000 001
|
01
|
000 010
|
02
|
000 011
|
03
|
000 100
|
04
|
000 101
|
05
|
000 110
|
06
|
000 111
|
07
|
001 000
|
10
|
001 001
|
11
|
001 010
|
12
|
001 011
|
13
|
001 100
|
14
|
001 101
|
15
|
001 110
|
16
|
001 111
|
17
|
4.
Sistem Bilangan Hexadesimal (Hexadecimal
Number System)
Heksadesimal atau sistem bilangan basis 16 adalah sebuah
sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan desimal, simbol yang digunakan dari sistem ini
adalah angka 0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol lainnya dengan menggunakan
huruf A hingga F. Sistem bilangan hexadecimal menggunakan 16 macam simbol
bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D Edan F.
B.
Konversi
Antar Basis Bilangan
Sudah dikenal, dalam bahasa komputer terdapat empat basis
bilangan. Keempat bilangan itu adalah biner, oktal, desimal dan hexadesimal.
Keempat bilangan itu saling berkaitan satu sama lain. Rumus atau cara
mencarinya cukup mudah untuk dipelajari. Konversi dari desimal ke non-desimal,
hanya mencari sisa pembagiannya saja. Dan konversi dari non-10.
a.Desimal ke desimal adalah:
1. Mengalikan bilangan dengan angka basis bilangannya.
2. Setiap angka yang bernilai satuan, dihitung dengan pangkat NOL (0). Digit puluhan, dengan pangkat SATU (1), begitu pula dengan digit ratusan, ribuan, dan seterusnya. Nilai pangkat selalu bertambah satu point.
b.Konversi Desimal ke Biner
Konversi dari bilangan desimal ke biner, dengan cara pembagian, dan hasil dari pembagian itulah yang menjadi nilai akhirnya. Contoh: 10 (10) = ...... (2) Solusi: 10 dibagi 2 = 5, sisa = 0. 5 dibagi 2 = 2, sisa = 1. 2 dibagi 2 = 1, sisa = 0. Cara membacanya dimulai dari hasil akhir, menuju ke atas, 1010.
c.Konversi Biner ke Oktal
Metode konversinya hampir sama. Cuma, karena pengelompokkannya berdasarkan 3 bit saja, maka hasilnya adalah: 1010 (2) = ...... (8) Solusi: Ambil tiga digit terbelakang dahulu. 010(2) = 2(8) Sedangkan sisa satu digit terakhir, tetap bernilai 1. Hasil akhirnya adalah: 12.
d.Konversi Biner ke Hexadesimal
Metode konversinya hampir sama dengan Biner ke Oktal. Namun pengelompokkannya sejumlah 4 bit. Empat kelompok bit paling kanan adalah posisi satuan, empat bit kedua dari kanan adalah puluhan, dan seterusnya. Contoh: 11100011(2) = ...... (16) Solusi: kelompok bit paling kanan: 0011 = 3 kelompok bit berikutnya: 1110 = E Hasil konversinya adalah: E3(16)
e.Konversi Biner ke Desimal
Cara atau metode ini sedikit berbeda. Contoh: 10110(2) = ......(10) diuraikan menjadi: (1x24)+(0x23)+(1x22)+(1x21)+(0x20) = 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 22 Angka 2 dalam perkalian adalah basis biner-nya. Sedangkan pangkat yang berurut, menandakan pangkat 0 adalah satuan, angkat 1 adalah puluhan, dan seterusnya.
f.Konversi Oktal ke Biner
Sebenarnya, untuk konversi basis ini, haruslah sedikit menghafal tabel konversi utama yang berada di halaman atas. Namun dapat dipelajari dengan mudah. Dan ambillah tiga biner saja. Contoh: 523(8) = ...... (2) Solusi: Dengan melihat tabel utama, didapat hasilnya adalah: 3 = 011 2 = 010 5 = 101 Pengurutan bilangan masih berdasarkan posisi satuan, puluhan dan ratusan. Hasil: 101010011(2)
g.Konversi Hexadesimal ke Biner
Metode dan caranya hampir serupa dengan konversi Oktal ke Biner. Hanya pengelompokkannya sebanyak empat bit. Seperti pada tabel utama. Contoh: 2A(16) = ......(2) Solusi: A = 1010 2 = 0010 Hasil: 101010(2). Dengan catatan, angka "0" paling depan tidak usah ditulis.
h.Konversi Desimal ke Hexadesimal
Ada cara dan metodenya, namun bagi sebagian orang masih terbilang membingungkan. Cara termudah adalah, konversikan dahulu dari desimal ke biner, lalu konversikan dari biner ke hexadesimal. Contoh: 75(10) = ......(16) Solusi: 75 dibagi 16 = 4 sisa 11 (11 = B). Dan hasil konversinya: 4B(16)
i.Konversi Hexadesimal ke Desimal
Caranya hampir sama seperti konversi dari biner ke desimal. Namun, bilangan basisnya adalah 16. Contoh: 4B(16) = ......(10) Solusi: Dengan patokan pada tabel utama, B dapat ditulis dengan nilai "11". (4x161)+(11x160) = 64 + 11 = 75(10)
j.Konversi Desimal ke Oktal
Caranya hampir sama dengan konversi desimal ke hexadesimal. Contoh: 25(10) = ......(8) Solusi: 25 dibagi 8 = 3 sisa 1. Hasilnya dapat ditulis: 31(8)
k.Konversi Oktal ke Desimal
Metodenya ecima sama dengan konversi ecimalmal ke ecimal. Dapat diikuti dengan contoh di bawah ini: 31(8) = …...(10) Solusi: (3x81)+(1x80) = 24 + 1 = 25(10)
a.Desimal ke desimal adalah:
1. Mengalikan bilangan dengan angka basis bilangannya.
2. Setiap angka yang bernilai satuan, dihitung dengan pangkat NOL (0). Digit puluhan, dengan pangkat SATU (1), begitu pula dengan digit ratusan, ribuan, dan seterusnya. Nilai pangkat selalu bertambah satu point.
b.Konversi Desimal ke Biner
Konversi dari bilangan desimal ke biner, dengan cara pembagian, dan hasil dari pembagian itulah yang menjadi nilai akhirnya. Contoh: 10 (10) = ...... (2) Solusi: 10 dibagi 2 = 5, sisa = 0. 5 dibagi 2 = 2, sisa = 1. 2 dibagi 2 = 1, sisa = 0. Cara membacanya dimulai dari hasil akhir, menuju ke atas, 1010.
c.Konversi Biner ke Oktal
Metode konversinya hampir sama. Cuma, karena pengelompokkannya berdasarkan 3 bit saja, maka hasilnya adalah: 1010 (2) = ...... (8) Solusi: Ambil tiga digit terbelakang dahulu. 010(2) = 2(8) Sedangkan sisa satu digit terakhir, tetap bernilai 1. Hasil akhirnya adalah: 12.
d.Konversi Biner ke Hexadesimal
Metode konversinya hampir sama dengan Biner ke Oktal. Namun pengelompokkannya sejumlah 4 bit. Empat kelompok bit paling kanan adalah posisi satuan, empat bit kedua dari kanan adalah puluhan, dan seterusnya. Contoh: 11100011(2) = ...... (16) Solusi: kelompok bit paling kanan: 0011 = 3 kelompok bit berikutnya: 1110 = E Hasil konversinya adalah: E3(16)
e.Konversi Biner ke Desimal
Cara atau metode ini sedikit berbeda. Contoh: 10110(2) = ......(10) diuraikan menjadi: (1x24)+(0x23)+(1x22)+(1x21)+(0x20) = 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 22 Angka 2 dalam perkalian adalah basis biner-nya. Sedangkan pangkat yang berurut, menandakan pangkat 0 adalah satuan, angkat 1 adalah puluhan, dan seterusnya.
f.Konversi Oktal ke Biner
Sebenarnya, untuk konversi basis ini, haruslah sedikit menghafal tabel konversi utama yang berada di halaman atas. Namun dapat dipelajari dengan mudah. Dan ambillah tiga biner saja. Contoh: 523(8) = ...... (2) Solusi: Dengan melihat tabel utama, didapat hasilnya adalah: 3 = 011 2 = 010 5 = 101 Pengurutan bilangan masih berdasarkan posisi satuan, puluhan dan ratusan. Hasil: 101010011(2)
g.Konversi Hexadesimal ke Biner
Metode dan caranya hampir serupa dengan konversi Oktal ke Biner. Hanya pengelompokkannya sebanyak empat bit. Seperti pada tabel utama. Contoh: 2A(16) = ......(2) Solusi: A = 1010 2 = 0010 Hasil: 101010(2). Dengan catatan, angka "0" paling depan tidak usah ditulis.
h.Konversi Desimal ke Hexadesimal
Ada cara dan metodenya, namun bagi sebagian orang masih terbilang membingungkan. Cara termudah adalah, konversikan dahulu dari desimal ke biner, lalu konversikan dari biner ke hexadesimal. Contoh: 75(10) = ......(16) Solusi: 75 dibagi 16 = 4 sisa 11 (11 = B). Dan hasil konversinya: 4B(16)
i.Konversi Hexadesimal ke Desimal
Caranya hampir sama seperti konversi dari biner ke desimal. Namun, bilangan basisnya adalah 16. Contoh: 4B(16) = ......(10) Solusi: Dengan patokan pada tabel utama, B dapat ditulis dengan nilai "11". (4x161)+(11x160) = 64 + 11 = 75(10)
j.Konversi Desimal ke Oktal
Caranya hampir sama dengan konversi desimal ke hexadesimal. Contoh: 25(10) = ......(8) Solusi: 25 dibagi 8 = 3 sisa 1. Hasilnya dapat ditulis: 31(8)
k.Konversi Oktal ke Desimal
Metodenya ecima sama dengan konversi ecimalmal ke ecimal. Dapat diikuti dengan contoh di bawah ini: 31(8) = …...(10) Solusi: (3x81)+(1x80) = 24 + 1 = 25(10)
BAB
II
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem bilangan atau dalam bahasa
inggris disebut number system adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari
suatu phisik. Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau disebut
juga basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada
4 jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu:
Bilangan decimal
adalah bilangan yang menggunakan dasar atau basis 10, dalam arti memiliki 10
digit yang berbeda yaitu memiliki nilai 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,0.
Bilangan
Biner atau binary
atau binary digit (dapat disingkat menajdi bit) adalah
salah satu jenis dari sistem bilangan yang ada. Bilangan Biner terdiri dari angka 0 dan 1.
Heksadesimal atau sistem bilangan basis 16
adalah sebuah sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol.
Daftar Pustaka
Betfred Baccarat - Loca Europe - 2021-11-29
BalasHapusBetfred's Baccarat was first introduced in 1988 as a way 샌즈카지노 to introduce bettors into 온카지노 the gambling 바카라 사이트 world. The Baccarat table is a table with a black